yang benar-benar akrab dengan semua aspek
. Heed saran mereka untuk menghindari kejutan
.
JAKARTA, KOMPAS.com " Seorang pensiunan konsultan agrobisnis, Zaenal Abidin (65), ditemukan tewas bersimbah di lantai kamar rumahnya, di RT 04 RW 09 Nomor 97, Ciracas, Jakarta Timur, Gang Galur, Jalan Centex, Senin (11/7/2011) sekitar pukul 19.15 WIB. Jenazah Zaenal tergeletak di lantai kamarnya dalam keadaan tertelungkup dengan kepala yang ditutupi jaket. Di kamar korban darah berceceran di lantai dan di kasur korban. Penemuan jenazah Zaenal diketahui dari kecurigaan Haji Asmat Abrori (55), yang merupakan imam mushala Miftahul Huda, yang terletak tak jauh dari kediaman korban. Asmat curiga karena sejak dzuhur korban yang juga merupakan seorang haji itu tidak kunjung muncul. "Biasanya dia shalat di mushala rajin, dari dzuhur tidak kelihatan. Padahal, waktu ashar dia ada," kata Asmat saat ditemui Tribunnews.com di kediaman Zaenal. Merasa curiga, ia pun menyambangi kediaman Zaenal bersama sejumlah warga. Ia sempat mengetuk pintu kediaman tersebut beberapa kali, tetapi tidak kunjung ada jawaban. Kecurigaan Asmat makin bertambah ketika diketahui pintu rumah itu tidak terkunci. Warga pun menggeruduk masuk ke dalam rumah. Diketahui kemudian bahwa Zaenal tertelungkup di lantai kamarnya, warga pun heboh. Pengetahuan dapat memberikan keuntungan yang nyata. Untuk memastikan Anda mendapat informasi tentang
, terus membaca.
Kapolsek Ciracas Kompol Senen saat ditemui di kediaman korban mengatakan di tubuh korban ditemukan sejumlah luka, yakni luka akibat benda tumpul di kepala bagian belakang. "Sementara ini kami menduga korban tewas dibunuh, tapi motif dan pelakunya masih kita selidiki," katanya. Di luar kamar korban juga ditemukan sejumlah ceceran darah yang mengarah ke pintu belakang kediaman korban, yang juga tidak terkunci. Ia menduga pelaku kabur lewat pintu belakang. Senen menjelaskan, sejauh ini barang korban yang hilang antara lain adalah sebuah telepon selular serta dompet korban beserta isinya, sedangkan alat untuk menghantam kepala korban masih dicari. Neneng (21), putri kedua korban, mengaku terkejut dengan ditemukannya sang ayah tewas mengenaskan. Walaupun sudah bertahun-tahun ia tidak lagi tinggal dikediaman itu, ia yakin sang ayah tidak memiliki musuh. "Saya juga bingung siapa yang tega membunuh ayah, saya tidak habis pikir," katanya sembari menitikkan air mata. Beberapa hari sebelum Zaenal tewas, ia sempat mengaku kehilangan uang hingga Rp 6 juta. Menurut Neneng, uang tersebut dicuri secara bertahap, mulai dari Rp 100.000 hingga beberapa ratus ribu, dengan total mencapai Rp 6 juta. Kini jenazah jenal telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Klas 1, RS Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi. Sementara kediaman korban sudah dilindungi dengan garis polisi untuk mencegah terganggunya penyidikan petugas.
, terus membaca.
Kapolsek Ciracas Kompol Senen saat ditemui di kediaman korban mengatakan di tubuh korban ditemukan sejumlah luka, yakni luka akibat benda tumpul di kepala bagian belakang. "Sementara ini kami menduga korban tewas dibunuh, tapi motif dan pelakunya masih kita selidiki," katanya. Di luar kamar korban juga ditemukan sejumlah ceceran darah yang mengarah ke pintu belakang kediaman korban, yang juga tidak terkunci. Ia menduga pelaku kabur lewat pintu belakang. Senen menjelaskan, sejauh ini barang korban yang hilang antara lain adalah sebuah telepon selular serta dompet korban beserta isinya, sedangkan alat untuk menghantam kepala korban masih dicari. Neneng (21), putri kedua korban, mengaku terkejut dengan ditemukannya sang ayah tewas mengenaskan. Walaupun sudah bertahun-tahun ia tidak lagi tinggal dikediaman itu, ia yakin sang ayah tidak memiliki musuh. "Saya juga bingung siapa yang tega membunuh ayah, saya tidak habis pikir," katanya sembari menitikkan air mata. Beberapa hari sebelum Zaenal tewas, ia sempat mengaku kehilangan uang hingga Rp 6 juta. Menurut Neneng, uang tersebut dicuri secara bertahap, mulai dari Rp 100.000 hingga beberapa ratus ribu, dengan total mencapai Rp 6 juta. Kini jenazah jenal telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Klas 1, RS Sukanto, Kramatjati, Jakarta Timur, untuk diotopsi. Sementara kediaman korban sudah dilindungi dengan garis polisi untuk mencegah terganggunya penyidikan petugas.
.
No comments:
Post a Comment