JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa mengadakan kegiatan kebahasaan Majelis-majelis Bahasa Brunei Darussalam Indonesia-Malaysia (Mabbim), Selasa (22/3/2011), di Hotel Sahid Jaya, Jakarta. Seminar dibuka oleh Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh. Seminar yang rutin dilaksanakan secara bergilir oleh anggota Mabbim, yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia ini mencakup kegiatan sidang pakar ke-24 Mabbim, seminar kebahasaan, dan sidang eksekutif ke-50 Mabbim. Tahun ini seminar bertema "Meningkatkan Peranan Bahasa Indonesia/Melayu dalam Penguatan Jati Diri Bangsa". Mendiknas mengatakan, tema tersebut dimaksudkan untuk menggali nilai luhur budaya bangsa yang terkristalisasi dalam bahasa dan menanamkan kembali nilai-nilai itu kepada generasi muda melalui bahasa. Dengan demikian, diharapkan akan terbentuk manusia modern yang tidak tercabut dari akar budayanya. Bagaimana Anda bisa mencanangkan batas belajar lebih banyak? Bagian berikutnya mungkin berisi bahwa salah satu sedikit kebijaksanaan yang mengubah segalanya.
Diikuti ratusan peserta terdiri dari guru, dosen, mahasiswa, peneliti, pakar bahasa, pakar bidang ilmu, peminat bahasa, dan aparat pemerintah, pembicara seminar ini berasal dari Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Mabbim yang merupakan wadah kerjasama kebahasaan tiga negara itu sudah berlangsung selama 39 tahun dan mencapai hasil padanan istilah berjumlah sekitar 400-an ribu istilah dari 37 bidang ilmu, seperti fisika, kimia, biologi, ekonomi, kedokteran, pertanian, dan komunikasi massa. Kini, dari 400-an ribu istilah tersebut, terkumpul 182.415 istilah yang terhimpun dalam glosarium masing-masing. Glosarium itu diterbitkan dalam versi cetak dan elektronik. Selain melakukan pengembangan istilah, sejak 2009 Mabbim telah membentuk komisi yang terdiri atas komisi penelitian, komisi penerbitan, dan komisi pembinaan. Kegiatan komisi penelitian melakukan penelitian yang berkaitan dengan produk Mabbim, sementara komisi penerbitan, antara lain menerbitkan jurnal Rampak Serantau. Sementara itu, komisi pembinaan melakukan kuliah umum dan penataran leksikografi bersama. Kerjasama Mabbim ini direncanakan terus berjalan sesuai tujuan didirikannya, yaitu memartabatkan bahasa dan kebangsaan Indonesia/Melayu.
Diikuti ratusan peserta terdiri dari guru, dosen, mahasiswa, peneliti, pakar bahasa, pakar bidang ilmu, peminat bahasa, dan aparat pemerintah, pembicara seminar ini berasal dari Indonesia, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Mabbim yang merupakan wadah kerjasama kebahasaan tiga negara itu sudah berlangsung selama 39 tahun dan mencapai hasil padanan istilah berjumlah sekitar 400-an ribu istilah dari 37 bidang ilmu, seperti fisika, kimia, biologi, ekonomi, kedokteran, pertanian, dan komunikasi massa. Kini, dari 400-an ribu istilah tersebut, terkumpul 182.415 istilah yang terhimpun dalam glosarium masing-masing. Glosarium itu diterbitkan dalam versi cetak dan elektronik. Selain melakukan pengembangan istilah, sejak 2009 Mabbim telah membentuk komisi yang terdiri atas komisi penelitian, komisi penerbitan, dan komisi pembinaan. Kegiatan komisi penelitian melakukan penelitian yang berkaitan dengan produk Mabbim, sementara komisi penerbitan, antara lain menerbitkan jurnal Rampak Serantau. Sementara itu, komisi pembinaan melakukan kuliah umum dan penataran leksikografi bersama. Kerjasama Mabbim ini direncanakan terus berjalan sesuai tujuan didirikannya, yaitu memartabatkan bahasa dan kebangsaan Indonesia/Melayu.
No comments:
Post a Comment