KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Koran Berita Harian, Malaysia memuat permintaan maaf pada Senin (14/3/2011) atas kartun yang menggambarkan tsunami di Jepang yang dikeluhkan pembaca sebagai tidak sensitif terhadap tragedi yang menewaskan ribuan orang itu. Kartun yang dibuat katunis Mohamad Zohri Sukimi menunjukkan pahlawan super Ultraman melarikan diri dari kejaran tsunami. Karikatur tersebut dicetak di Berita Harian, surat kabar berbahasa Melayu, pada Minggu (13/3/2011). Permintaan maaf sepanjang enam paragraf tersebut dicetak di halaman depan koran terbitan Senin. "Kami tidak bermaksud untuk bercanda atau menunjukkan ketidaksensitifan kami terhadap bencana pada Jumat lalu," kata surat kabar tersebut. "Kami merasa sedih atas warga Jepang yang telah kehilangan anggota keluarga dan barang berharga. Ilustrator kami juga ingin meminta maaf atas karikatur yang telah menciptakan kontroversi. Kami sangat bersimpati dengan tragedi itu dan sekali lagi ini meminta maaf atas keluhan akibat dari publikasi karikatur tersebut," menurut pernyataan koran itu. Sepertinya informasi baru ditemukan tentang sesuatu setiap hari. Dan topik Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah tidak terkecuali. Jauhkan membaca untuk mendapatkan berita lebih segar tentang Harga Jual Blackberry iPhone Laptop Murah.
Surat kabar tersebut mengatakan mereka telah menerima telepon dan keluhan melalui jejaring sosial atas kartun itu. "Memalukan," tulis seorang pembaca bernama Mohammed Azreen dalam kolom komentar di laman Facebook milik Berita Harian. "Pecat kartunis. Mengapa Anda bisa mempermaikan hal seperti itu," lanjutnya. "Kartun itu dinilai sama sekali tidak sensitif terhadap warga Jepang," tulis Khairy Jamaluddin dari partai berkuasa Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) dalam akun Twitter. Pihak oposisi telah memulai petisi daring (dalam jaringan) untuk memprotes kartun tersebut.
Surat kabar tersebut mengatakan mereka telah menerima telepon dan keluhan melalui jejaring sosial atas kartun itu. "Memalukan," tulis seorang pembaca bernama Mohammed Azreen dalam kolom komentar di laman Facebook milik Berita Harian. "Pecat kartunis. Mengapa Anda bisa mempermaikan hal seperti itu," lanjutnya. "Kartun itu dinilai sama sekali tidak sensitif terhadap warga Jepang," tulis Khairy Jamaluddin dari partai berkuasa Pertubuhan Kebangsaan Melayu Bersatu (UMNO) dalam akun Twitter. Pihak oposisi telah memulai petisi daring (dalam jaringan) untuk memprotes kartun tersebut.
No comments:
Post a Comment