MAGELANG, KOMPAS.com - Warga di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mencari mata air baru di kawasan Gunung Merbabu karena sumber yang lama di alur Kali Pabelan mengalami penurunan debit cukup signifikan akibat banjir lahar dingin pascaletusan Merapi. "Warga menemukan sumber air Gumuk, sekitar dua kilometer dari kampung ini, masuk di kawasan barat Merbabu," kata Kepala Dusun Keron, Desa Krogowanan, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Hadi Prawoto (56), di Magelang, Jumat (4/3/2011). Sebelum banjir lahar dingin, warga setempat yang berjumlah 77 kepala keluarga dengan 275 jiwa memanfaatkan sumber air di Sungai Pabelan yang aliran airnya berhulu di Gunung Merapi di Desa Tlatar, Sawangan. Air dari sumber itu disalurkan dengan pipa paralon sejauh sekitar 1,5 kilometer terutama untuk keperluan rumah tangga sehari-hari termasuk untuk pertanian. If you don't have accurate details regarding mobil keluarga ideal terbaik indonesia, then you might make a bad choice on the subject. Don't let that happen: keep reading.
"Tetapi karena cekdam Sungai Pabelan di Tlatar jebol akibat banjir lahar belum lama ini, debit air hingga kampung kami menjadi kecil, tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari," katanya didampingi seorang tokoh masyarakat setempat, Sujono. Sejak debit air dari Tlatar kecil, warga setempat umumnya harus menggunakan juga air dari Sungai Ceret tak jauh dari dusun itu. "Kondisi airnya kurang memadai untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk mandi," katanya. Sekitar dua minggu lalu, warga setempat yang umumnya memiliki areal pertanian di dekat mata air Gumuk, di Desa Kapuhan, menemukan sumber itu. Lokasi sumber air Gumuk yang berjarak sekitar dua kilometer dari Dusun Keron itu cukup sulit ditembus karena harus melewati sejumlah tebing dengan jalan setapak. "Kami sudah berbicara dengan perangkat desa di Kapuhan, untuk minta izin memanfaatkan sumber air Gumuk," katanya. Sujono mengatakan, sejak beberapa hari terakhir warga setempat bergotong-royong membangun saluran air bersih dari sumber Gumuk hingga Keron.
"Tetapi karena cekdam Sungai Pabelan di Tlatar jebol akibat banjir lahar belum lama ini, debit air hingga kampung kami menjadi kecil, tidak cukup untuk kebutuhan sehari-hari," katanya didampingi seorang tokoh masyarakat setempat, Sujono. Sejak debit air dari Tlatar kecil, warga setempat umumnya harus menggunakan juga air dari Sungai Ceret tak jauh dari dusun itu. "Kondisi airnya kurang memadai untuk kebutuhan sehari-hari, terutama untuk mandi," katanya. Sekitar dua minggu lalu, warga setempat yang umumnya memiliki areal pertanian di dekat mata air Gumuk, di Desa Kapuhan, menemukan sumber itu. Lokasi sumber air Gumuk yang berjarak sekitar dua kilometer dari Dusun Keron itu cukup sulit ditembus karena harus melewati sejumlah tebing dengan jalan setapak. "Kami sudah berbicara dengan perangkat desa di Kapuhan, untuk minta izin memanfaatkan sumber air Gumuk," katanya. Sujono mengatakan, sejak beberapa hari terakhir warga setempat bergotong-royong membangun saluran air bersih dari sumber Gumuk hingga Keron.
No comments:
Post a Comment