KOMPAS.com - Anda yang berniat memiliki rumah cantik namun terbentur dana terbatas dapat diatasi dengan cara merancang konsep rumah tumbuh. Seperti namanya, konsep rumah tumbuh yakni pembangunan rumah secara bertahap yang disesuaikan kebutuhan dan kemampuan keuangan. Perencanaan dan Dana menjadi hal utama disini. Konsep merancang rumah tumbuh bisa secara vertikal (keatas) atau horisontal (kesamping), namun khusus di Jakarta, umumnya merancang rumah tumbuh keatas karena faktor keterbatasan lahan. Nah, untuk mempersiapkan merancang rumah tumbuh, arsitek M. Indra Kusuma dalam talkshow "Merancang Rumah Tumbuh" mengatakan beberapa hal yang harus diwaspadai agar persiapannya matang dan tepat sasaran. Knowledge can give you a real advantage. To make sure you're fully informed about mobil keluarga ideal terbaik indonesia, keep reading.
1. Fokus pada kebutuhan ruang Untuk merancang rumah tumbuh harus fokus pada kebutuhan ruang. Seringkali ruang yang diinginkan malahan melebar dari yang dibutuhkan seiring dalam pengerjaannya. Kalau tidak fokus pada kebutuhan ruang, maka akan berimbas pada dana. Sementara dana yang disiapkan tidak cukup, maka akan berakibat mandegnya pembangunan. 2. Mewaspadai kenaikan harga material. Kenaikan harga material bisa saja menjadi hambatan dalam merancang rumah tumbuh. Misalnya saja pemilik rumah hendak membuat kamar dengan dana Rp 10 juta, tiba-tiba sedang terjadi inflasi yang mengakibatkan harga material menjadi naik. Solusinya, saat pemilik rumah merencanakan secara matang anggaran rumahnya. Kalau perlu, pemilik rumah sudah melakukan pembelian material di awal. Belanja sejak awal dengan volume yang dibutuhkan, dapat mengantisipasi meroketnya harga material. 3. Memastikan sumber dana Memastikan sumber dana ketika merenovasi rumah merupakan hal yang penting. Terutama sumber dana yang berasal dari pinjaman saudara. Yang perlu diperhatikan pinjaman dana dari saudara sebaiknya harus legal atau ada tanda bukti hitam di atas putih. Masalah uang adalah masalah sensitif, yang berujung pada konflik dan imbasnya adalah mandegnya pembangunan rumah. 4. Memilih kontraktor yang tepat Untuk pembangunan rumah, pemilik harus memilih kontraktor yang tepat. Pemilihannya dari rekam jejak proyek kontraktor. Pemilik rumah perlu melihat proyek apa saja yang telah dibuat oleh kontraktor, bahkan kalau perlu melakukan survei. Jangan sampai pemulik ruman mendapat rekomendasi kontraktor tapi tidak tahu dia pernah mengerjakan apa. Karena pemborong bisa mangkir dan kabur. 5. Melakukan pengawasan berkala Kalau pemilik rumah sudah mendapatkan pemborong, pemilik harus melakukan pengawasan berkala. Kalau pemilik rumah tidak melakukan pengawasan, bisa saja pemborong membeli material yang tidak sesuai dana pemilik rumah.Untuk saran, pemilik rumah dapat menggunakan arsitek atau desain interior untuk memberikan pertimbangan. (Natalia Ririh)
1. Fokus pada kebutuhan ruang Untuk merancang rumah tumbuh harus fokus pada kebutuhan ruang. Seringkali ruang yang diinginkan malahan melebar dari yang dibutuhkan seiring dalam pengerjaannya. Kalau tidak fokus pada kebutuhan ruang, maka akan berimbas pada dana. Sementara dana yang disiapkan tidak cukup, maka akan berakibat mandegnya pembangunan. 2. Mewaspadai kenaikan harga material. Kenaikan harga material bisa saja menjadi hambatan dalam merancang rumah tumbuh. Misalnya saja pemilik rumah hendak membuat kamar dengan dana Rp 10 juta, tiba-tiba sedang terjadi inflasi yang mengakibatkan harga material menjadi naik. Solusinya, saat pemilik rumah merencanakan secara matang anggaran rumahnya. Kalau perlu, pemilik rumah sudah melakukan pembelian material di awal. Belanja sejak awal dengan volume yang dibutuhkan, dapat mengantisipasi meroketnya harga material. 3. Memastikan sumber dana Memastikan sumber dana ketika merenovasi rumah merupakan hal yang penting. Terutama sumber dana yang berasal dari pinjaman saudara. Yang perlu diperhatikan pinjaman dana dari saudara sebaiknya harus legal atau ada tanda bukti hitam di atas putih. Masalah uang adalah masalah sensitif, yang berujung pada konflik dan imbasnya adalah mandegnya pembangunan rumah. 4. Memilih kontraktor yang tepat Untuk pembangunan rumah, pemilik harus memilih kontraktor yang tepat. Pemilihannya dari rekam jejak proyek kontraktor. Pemilik rumah perlu melihat proyek apa saja yang telah dibuat oleh kontraktor, bahkan kalau perlu melakukan survei. Jangan sampai pemulik ruman mendapat rekomendasi kontraktor tapi tidak tahu dia pernah mengerjakan apa. Karena pemborong bisa mangkir dan kabur. 5. Melakukan pengawasan berkala Kalau pemilik rumah sudah mendapatkan pemborong, pemilik harus melakukan pengawasan berkala. Kalau pemilik rumah tidak melakukan pengawasan, bisa saja pemborong membeli material yang tidak sesuai dana pemilik rumah.Untuk saran, pemilik rumah dapat menggunakan arsitek atau desain interior untuk memberikan pertimbangan. (Natalia Ririh)
No comments:
Post a Comment