TIRANA, KOMPAS.com " Tiga orang tewas ketika para pemrotes terlibat bentrokan dengan polisi dalam demonstrasi antipemerintah di ibu kota Albania, Jumat (21/1/2011), dalam apa yang disebut Perdana Menteri Sali Berisha satu usaha oposisi untuk meniru pemberontakan gaya Tunisia. Para pendukung Partai Sosialis oposisi, yang menolak menyetujui hasil pemilu 2009, memprotes di luar kantor Berisha terhadap apa yang mereka anggap sebagai korupsi dan kecurangan dalam pemilu. Sejumlah pengunjuk rasa melemparkan batu ke gedung itu dan polisi dengan kayu dan payung. Polisi membalas dengan menyemprotkan gas air mata dan granat. Asap terlihat menggelembung dari mobil-mobil yang dibakar. Beberapa di antaranya kendaraan polisi. Pemimpin Partai Sosialis Edi Rama mengatakan, massa diprovokasi dan polisi bertindak tidak profesional. If you find yourself confused by what you've read to this point, don't despair. Everything should be crystal clear by the time you finish.
Kerusuhan itu adalah yang terburuk sejak calon anggota Uni Eropa itu tetap menguasai situasi setelah serangan terhadap gedung pemerintah menyusul tewasnya seorang anggota parlemen tahun 1998. "Albania tidak dalam keadaan darurat dan tidak akan memberlakukan undang-undang darurat. Tetapi, skenario-skenario aksi kekerasan tidak akan ditoleransi," kata Berisha. Alfred Gega, wakil direktur Rumah Sakit Militer Tirana, mengemukakan kepada wartawan, tiga warga sipil tewas, satu akibat luka tembak di kepala dan dua lainnya luka tembak di dada. Sekitar 33 pemrotes dan 17 polisi cedera. Seorang warga sipil dan seorang polisi berada dalam kondisi kritis. Para pemrotes memenuhi jalan utama. Para saksi mata memperkirakan jumlah pemrotes sekitar 20.000 orang. "Saya mengimbau agar tenang dan bersikap dewasa," kata Presiden Bamir Topi setelah kerusuhan meletus.
Kerusuhan itu adalah yang terburuk sejak calon anggota Uni Eropa itu tetap menguasai situasi setelah serangan terhadap gedung pemerintah menyusul tewasnya seorang anggota parlemen tahun 1998. "Albania tidak dalam keadaan darurat dan tidak akan memberlakukan undang-undang darurat. Tetapi, skenario-skenario aksi kekerasan tidak akan ditoleransi," kata Berisha. Alfred Gega, wakil direktur Rumah Sakit Militer Tirana, mengemukakan kepada wartawan, tiga warga sipil tewas, satu akibat luka tembak di kepala dan dua lainnya luka tembak di dada. Sekitar 33 pemrotes dan 17 polisi cedera. Seorang warga sipil dan seorang polisi berada dalam kondisi kritis. Para pemrotes memenuhi jalan utama. Para saksi mata memperkirakan jumlah pemrotes sekitar 20.000 orang. "Saya mengimbau agar tenang dan bersikap dewasa," kata Presiden Bamir Topi setelah kerusuhan meletus.
No comments:
Post a Comment